- Diposting oleh : MI Ma'arif Gintungreja
- pada tanggal : 5/03/2025

MI Ma’arif Gintungreja kembali menghadirkan kegiatan belajar yang tak hanya edukatif, tapi juga menyenangkan dan menggugah selera. Pada tahun 2025 ini, siswa kelas 6 mengikuti kegiatan praktikum memasak, dengan menu utama yang sangat digemari: ikan bakar. Kegiatan ini merupakan bagian dari pembelajaran tematik terpadu yang menggabungkan pelajaran IPA, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), sekaligus melatih keterampilan hidup (life skills) siswa.
Dengan mengusung tema “Belajar dari Alam dan Masyarakat Sekitar”, kegiatan praktikum ini dirancang agar siswa dapat memahami proses dari bahan mentah hingga menjadi hidangan siap saji. Kegiatan berlangsung di lingkungan sekolah yang rindang dan bersih, memberikan suasana asri yang mendukung proses belajar luar kelas.
Persiapan: Belanja dan Perencanaan Menu
Sebelum hari H, guru dan siswa melakukan diskusi kelas untuk menentukan bahan-bahan yang dibutuhkan. Menu yang dipilih adalah ikan bakar bumbu kecap, dengan tambahan lalapan dan sambal terasi. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil, masing-masing bertanggung jawab atas:
-
Persiapan alat dan bahan
-
Pembuatan bumbu
-
Proses pembakaran
-
Penyajian dan kebersihan
Beberapa hari sebelumnya, siswa diajak mengenal jenis ikan yang cocok untuk dibakar seperti ikan nila dan ikan mujair. Guru menjelaskan kandungan gizi dari ikan dan manfaatnya bagi tubuh, yang sekaligus menjadi penguatan materi IPA dan SBdP.
Guru juga memberikan contoh teks prosedur membuat ikan bakar sebagai bagian dari pembelajaran Bahasa Indonesia. Dari sini, siswa belajar menulis dan memahami urutan langkah-langkah secara sistematis.
Langkah-Langkah Membuat Ikan Bakar: Belajar Sambil Praktik
Tepat pada hari kegiatan, siswa datang lebih awal dengan semangat. Setiap kelompok membawa peralatan yang dibutuhkan: panggangan, arang, kipas, piring saji, dan bahan-bahan seperti ikan segar, bumbu dapur, kecap, jeruk nipis, serta sayuran segar.
Berikut adalah langkah-langkah lengkap membuat ikan bakar yang dilakukan oleh siswa:
1. Menyiapkan Bahan-Bahan
-
Ikan segar dibersihkan terlebih dahulu: sisik dihilangkan, insang dibuang, dan perut ikan dikeluarkan isinya.
-
Ikan dicuci bersih menggunakan air mengalir, kemudian direndam dengan air jeruk nipis dan sedikit garam untuk menghilangkan bau amis.
-
Sementara itu, tim lain menyiapkan bumbu halus: bawang putih, bawang merah, ketumbar, kunyit, jahe, kemiri, dan cabai dihaluskan menggunakan ulekan tradisional.
2. Membumbui Ikan
-
Ikan dilumuri dengan bumbu halus secara merata.
-
Setelah itu, ditambahkan kecap manis sebagai pelengkap rasa.
-
Ikan didiamkan selama 15-20 menit agar bumbu meresap sempurna ke dalam daging ikan.
3. Menyalakan Api dan Membakar Ikan
-
Arang disiapkan di atas tungku pembakaran sederhana dari bata dan kawat panggang.
-
Anak-anak belajar menyalakan api dengan bantuan guru, menggunakan kertas koran bekas dan kayu kecil.
-
Setelah api menyala dan arang cukup panas, ikan diletakkan di atas panggangan.
-
Ikan dibakar sambil dibolak-balik dengan hati-hati agar tidak gosong, sambil sesekali diolesi bumbu dan kecap tambahan agar rasa semakin gurih dan aromanya menggoda.
4. Menyiapkan Lalapan dan Sambal
-
Tim lain memotong sayuran seperti mentimun, kol, dan tomat untuk lalapan.
-
Sementara itu, sambal terasi dibuat dengan cara mengulek cabai rawit, bawang, tomat, garam, gula, dan terasi yang telah dibakar sebelumnya.
5. Penyajian dan Makan Bersama
-
Setelah matang, ikan bakar disajikan di piring besar dengan hiasan daun pisang agar tampil lebih menarik.
-
Lalapan dan sambal disusun rapi di samping ikan.
-
Momen makan bersama menjadi bagian paling dinanti. Siswa duduk melingkar dan menikmati hasil masakan mereka sendiri dengan penuh suka cita.
Keseruan dan Nilai Pendidikan yang Didapat




Kegiatan ini bukan sekadar belajar memasak, tapi juga menumbuhkan banyak nilai positif pada siswa. Anak-anak belajar bekerja sama, menghargai hasil kerja tim, dan memahami pentingnya menjaga kebersihan makanan. Mereka juga belajar sabar saat membakar ikan, teliti dalam meracik bumbu, serta berani mencoba hal baru.
Suasana semakin meriah saat aroma ikan bakar mulai menyebar ke seluruh halaman sekolah. Tawa dan canda terdengar dari setiap kelompok, apalagi saat beberapa ikan gosong karena terlalu lama dibakar. Namun, dari situlah mereka belajar memperbaiki kesalahan dan tidak menyerah.
Beberapa siswa bahkan menunjukkan bakat terpendam dalam hal memasak. Ada yang sangat terampil mengulek sambal, ada juga yang piawai mengatur api saat memanggang. Guru-guru yang hadir turut memberikan apresiasi dan motivasi.
Salah satu siswa, Wiji Lestari, mengatakan, “Saya baru pertama kali membakar ikan sendiri. Ternyata seru dan asyik. Saya jadi pengin bantu mama di rumah masak ikan juga.”
Sementara itu, guru kelas 6, Pak Akhmad Faizum, S.Pd.I, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi cara belajar yang efektif untuk mengenalkan siswa pada dunia nyata. “Belajar tidak harus selalu di dalam kelas. Praktikum seperti ini memberi pengalaman langsung, dan itu sangat membekas pada anak-anak,” ujarnya.

Peran Guru dan Orang Tua dalam Kegiatan
Guru berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan dan membimbing siswa selama kegiatan berlangsung. Pengawasan dilakukan agar proses memasak tetap aman, terutama saat menggunakan api.
Beberapa orang tua juga ikut hadir sebagai pendamping, membantu dalam hal logistik dan dokumentasi. Mereka terlihat senang melihat anak-anak mereka aktif dan semangat mengikuti kegiatan.
Kolaborasi antara sekolah, guru, siswa, dan orang tua inilah yang membuat kegiatan praktikum ini berjalan lancar dan penuh makna.



Penutup: Membawa Pengalaman ke Rumah
Kegiatan praktikum membuat ikan bakar di MI Ma’arif Gintungreja tahun 2025 ini menjadi pengalaman berharga bagi siswa kelas 6. Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung praktik dari awal hingga menghidangkan makanan. Kegiatan ini memperkuat semangat belajar aktif, kebersamaan, dan kemandirian.
Setelah kegiatan usai, siswa membawa pulang cerita dan pengalaman yang tak terlupakan. Beberapa bahkan berencana mencoba memasak kembali di rumah, sebagai bentuk praktik lanjutan.
Sebagai sekolah yang mengedepankan pembelajaran kontekstual dan menyenangkan, MI Ma’arif Gintungreja terus berinovasi dalam memberikan pengalaman belajar yang hidup dan berkesan. Semoga kegiatan semacam ini terus menjadi tradisi dan menjadi inspirasi bagi sekolah lain.
